Minggu, Maret 30, 2008

Pot yang dapat Terurai

Oleh: Christine

Foto: Christine, 2008, pot bubur kertas

Wadah pembibitan bisa bermacam-macam. Yang umum digunakan adalah gelas bekas air mineral, polybag kecil dan pot plastik ukuran kecil. Beberapa waktu yang lalu, di beberapa situs, aku menemukan wadah pembibitan yang terbuat dari bahan yang dapat terurai, sehingga bisa ikut ditanam ketika tanaman harus dipindahkan ke wadah yang lebih besar.



Jika kita ingin menanam cabe atau apa saja yang berbiji kecil, pertama kali biji-biji tersebut harus disemaikan terlebih dahulu. Setelah bertunas dan tumbuh beberapa daun, bibit tanaman ini perlu dipindahkan ke wadah yang lebih besar agar bisa tumbuh optimal.

Wadah pembibitan bisa bermacam-macam. Yang umum digunakan adalah gelas bekas air mineral, polybag kecil dan pot plastik ukuran kecil. Beberapa waktu yang lalu, di beberapa situs, aku menemukan wadah pembibitan yang terbuat dari bahan yang dapat terurai, sehingga bisa ikut ditanam ketika tanaman harus dipindahkan ke wadah yang lebih besar.

Aku lalu mencoba membuat pot pembibitan yang ramah lingkungan ini dengan bahan-bahan yang ada disekitar, yaitu daun dan kertas.

Untuk pot daun aku pakai daun pisang, janur, kulit jagung dan beberapa daun yang aku tidak tahu namanya. Pembuatannya cukup mudah, daun hanya dibentuk seperti mangkuk atau ‘takir’ atau bisa juga hanya sekedar digulung seperti bentuk lontong dan ujungnya disemat dengan lidi.

Untuk pot kertas aku pakai kertas koran, kertas yang paling mudah didapatkan. Pembuatannya juga simpel, kertas Koran dilipat bentuk takir, atau digulung saja dan ujungnya direkatkan dengan lem kanji atau nasi.


Cara yang sedikit lebih rumit adalah dengan bubur kertas.

Pertama. Kertas Koran disobek kecil-kecil, direndam 1-3 hari hingga lunak.

Kedua. Diblender atau disobek-sobek lagi hingga hancur.

Ketiga. Ambil gelas plastik bekas air mineral, cetak bubur kertas tadi di bagian luar gelas, cukup setengah tinggi gelas saja. Bagian pantat gelas jangan ditutup rapat, sisakan sedikit lubang untuk lubang pot.

Keempat. Jemur cetakan pot kertas dibawah terik matahari hingga kering

Kelima. Lepaskan pot kertas dari gelas plastik. Pot kertas siap digunakan.

Tidak sulit kan…. Pot kertas ini bentuknya unik, cantik dan cukup kuat asal saat menyiram tanaman tidak sampai basah kuyup, cukup lembab-lembab saja.

Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana dengan “kadar organiknya”? Apakah tanaman yang ditanam bersama wadahnya masih dapat disebut sebagai tanaman organik? Kalau pot daun sudah jelas organik, tapi bagaimana dengan pot kertas? Apakah masih organik juga? Seorang teman mengatakan, masih bisa disebut tanaman organik jika lapisan kertasnya tipis dan tidak menggunakan lem.

Pot kertas yang aku buat memang tidak menggunakan lem, tapi jika ingin menggunakan lem agar lebih kuat, mungkin bisa pakai lem kanji. Lem kanji ini dapat dibuat sendiri dengan mencampur tepung kanji dengan air lalu dimasak hingga kental.

Ada pendapat lain........?

1 komentar:

Noeril mengatakan...

Saya lagi nyoba nyemai bjbit di bekas tempat telur Mb... Bagaimana menrhtmb?