Kamis, April 03, 2008

Nugroho Adhi, MOL Tapai, dan Kacang Panjang

http://alonrider.wordpress.com/

Foto: Nugroho Adhi

Nugroho Adhi, pemilik blog “alonrider”, telah membagikan ilmu per-MOL-an kepada tetangganya yang hobby menanam. Berikut ini adalah cerita Nugroho Adhi kepada Bapak Sobirin, sang penemu MOL tapai. Semoga pengalaman Nugroho Adhi ini dapat ditularkan kepada lebih banyak orang lagi.




Kacang Panjang MOL Tapai dan Non MOL Tapai

Selamat malam Pak Sobirin, maaf lama tak memberi kabar. Ya begitulah kesibukan saya sebagai seorang buruh...hehehe...


Saya mau berbagi cerita dan foto soal MOL tapai nih. Ceritanya, tetangga tertarik untuk aplikasi pupuk MOL tapai. Setelah saya beritahu caranya - 1 bagian MOL dicampur dengan air 15 bagian - dia mulai gunakan untuk memupuk tanaman kacang panjangnya.


Walau agak kurang percaya dia coba juga. Sebagai perbandingan dia tidak menggunakan MOL seluruhnya. Setengah lahan pakai MOL, dan setengah lahan lainnya tidak digunakan apa-apa.


Sekitar minggu kedua, dia bercerita kalau daun kacang panjang yang diberi MOL tapai ukurannya lebih besar dibandingkan yang tidak pakai MOL. Sore tadi (22/3/08), atau kira-kira sebulan setelah dia tanam kacang panjang, saya menengok tanaman kacangnya.


Ternyata benar, daun kacang panjangnya kelihatan lebih hijau segar dan lebar-lebar dibandingkan lahan yang tidak disiram MOL tapai. Dia mengaku tidak begitu rajin menyiramnya. Namun hasilnya sudah berbeda.


Itu pengakuannya kepada saya dan istri saya yang menengok lahan kecil di belakang rumahnya. Terus terang saya bahagia mendengarnya. Tak ada yang paling membahagiakan saya di dunia ini ketika ilmu yang kita dapat bermanfaat bagi orang lain.


Kebetulan tetangga saya itu bukan orang berkecukupan. Rumahnya pun "menumpang" punya suadara yang kosong dan minta untuk dirawat dengan baik. Tetangga saya itu sejak mula memang hobi menanam. "Anak saya banyak, kalau sayur saya tanam sendiri, panennya bisa mengurangi pengeluaran," katanya. Sebuah alasan yang sangat rasional.


Saya berharap, dengan lahan yang tak seberapa dia punyai itu, tetangga saya bisa hidup lebih mandiri. Saya membayangkan, ke depannya, bila dia istiqomah, selain mampu mencukupi kebutuhan masakan sayur keseharian, tetangga saya itu bisa sedikit berjualan di sekitar kompleks.


Dengan harga yang sama, tapi sayurnya lebih segar dan besar, pasti orang akan tertarik membelinya. Bukan begitu kan pak?


Berikut saya lampirkan foto-foto kacang panjang pakai MOL dan kacang panjang non MOL. Oh, iya tulisan ini nantinya setelah Pak Sobirin up-load, juga akan saya unggah di blog saya.


Salam,
NUGROHO ADHI

Tidak ada komentar: