Selasa, April 08, 2008

Jadi Petani Ember Versi 2


Oleh: Christine
Foto: Christine, 2008, Benih Sintanur & Gelas Plastik

Serangan hama tikus sudah menghancurkan semua bibit padiku yang berjumlah 12 hektar….eh,….. 12 biji! Benar-benar mengenaskan, “bayi-bayi padiku” semuanya terpisah antara akar dan batangnya. Jadi petani Ember versi 1 sudah gagal. Sekarang Jadi Petani Ember Versi 2 dimulai.

Setelah sejenak “meratapi” kepergian bayi-bayi padiku, aku mulai bangkit lagi. Persediaan benih padiku masih “berlimpah” jadi tidak ada alasan untuk berhenti mencoba.

Minggu, 6 April 2008 aku merendam 10 butir benih padi unggul varietas Sintanur dalam air tawar biasa. Sebelumya benih dites dulu dengan air garam. Semuanya tenggelam, berarti benihnya bagus.

Senin, 7 April 2008, aku mengambil 4 benih untuk disemai langsung. Dua benih aku semai di ember ukuran 45cm X 30cm yang sudah dilubangi bawahnya. Satu benih disemai dalam polybag ukuran 50cm X 50cm, dan satu benih aku berikan kepada tetangga sebelahku, Ibu Wenny, yang juga pengen coba jadi petani ember. Ibu Wenny hanya minta satu benih saja karena hanya punya satu pot untuk menanam, ukuran 30cm x 30cm. Sisa benih aku semai di pot kertas buatan sendiri.

Persediaan komposku masih sedikit, hanya cukup untuk mengisi satu ember dan satu polybag. Sisanya aku pakai kompos yang beli dari tukang tanaman. Kompos buatan sendiri aku campur dengan tanah merah dan pasir. Pertama, tanah merah dicampur pasir 1:1, kemudian campuran tanah+pasir tadi ditambah kompos dengan perbandingan 1:2. Satu bagian tanah+pasir, dua bagian kompos.

Untuk mencegah serangan tikus dan melindungi dari hujan, benih aku tutup dengan gelas plastik yang dibolong-bolong. Sore hari benih ditutup dengan gelas plastik, pagi hari gelas plastik dibuka.

Selama satu hari ini benihku aman dari tikus dan hujan deras. Tapi tidak aman dari ayam tetangga yang berkeliaran! Tadi sore ada ayam didekat ember tempat pesemaian padi, aku langsung keluar dan mengusirnya. Tapi terlambat, benihku sudah hilang 1, punya Ibu Wenny juga hilang, malah tanahnya juga berantakan. Aduh…. Baru satu hari sudah kena masalah. Repot juga kalo punya rumah tidak ada halamannya.

Benih yang hilang aku ganti dengan mengambil benih yang ada di pot kertas. Biar aman, mungkin sementara gelas plastik tidak usah dibuka dulu sampai padinya tumbuh. Nanti kalau sudah tumbuh dan tambah tinggi, perlu dicarikan pengaman yang lain.

Susah bener jadi petani……

Tidak ada komentar: