Sabtu, November 22, 2008

Nasib Kompos di Musim Hujan

Oleh: Christine
Foto: Christine, 2008, Lelehan Bubur Kompos


Musim hujan sudah tiba, hampir setiap hari turun hujan dan ini merupakan masa-masa sulit bagi komposku. Kompos jadi sangat lembab dan kadang mengeluarkan aroma parfum yang memabukkan....


Saat musim kemarau, bikin kompos terasa mudah sekali karena hampir tidak ada masalah yang timbul. Tinggal cemplang-cemplung, siram-siram MOL, aduk-aduk, dan beres. Di awal musim hujan ini komposku sudah bermasalah. Karena kehujanan komposku jadi bubur! (Kalo bubur ayam enak dimakan... lha kalo bubur kompos???..... Bikin mabok!!!)

Aku punya dua macam komposter aerob, yaitu gentong plastik dan keranjang bambu. Gentong plastik berisi macam-macam sampah dapur: sayuran, nasi basi, roti, sayur basi, kulit telur, dll. Sedangkan keranjang bambu hanya berisi daun-daun mangga kering dan rumput. Kedua komposter ini aku letakkan di depan rumah, dibawah pohon mangga.

Untuk melindungi dari hujan, aku menutupkan lembaran plastik pada komposter keranjang bambu. Yang gentong plastik sebetulnya sudah ada tutupnya tapi karena lubang-lubang yang ada di badan tong agak besar dan banyak maka kalo pas hujan deres airnya masuk juga. Jadi diatasnya aku taruh tampah plastik yang diameternya lebih besar dari tutup gentong sehingga bisa berfungsi sebagai payung. Dengan penutup seperti diatas, kedua komposterku aman dari hujan.

Sayangnya, penutup-penutup ini hilang diambil pemulung... sehingga saat turun hujan deras komposku jadi basah kuyub. Yang parah adalah kompos di tong plastik yang tinggal beberapa hari dipanen. Kompos yang sudah serupa tanah hilang karena hanyut oleh air sedangkan yang masih tersisa menjadi bubur dan volumenya juga tinggal sedikit banget! Waaah gagal panen nih........

Ya sudah, harus mulai dari awal lagi.... kompos yang tersisa dijadikan starter saja dan mulai dimasukkan sampah baru. Mesti cari-cari penutup lagi yang gak bikin tangan pemulung jadi gatel.

Pemulung... oh, pemulung... jangan ambil tutup komposku lagi ya..........

Read More......

Selasa, November 11, 2008

Waktu Cello Dalam Perut Mama

Oleh: Christine
Foto: Christine, 2008, Menggambar

Semalem, waktu sedang nyelesain pesanan paket keranjang kompos anakku menyodorkan selembar kertas dan berkata: "Mah, Cello nggambar buat Mamah." Terlihat sebuah gambar yang dibuat dengan bolpen hitam. Bentuk gambarnya jelas tapi aku belum tahu arti gambarnya.



Aku terima gambar itu dan kukatakan, "Ini buat Mamah ya? Terima kasih ya Cello..." Anakku mengangguk-angguk mantap dan wajahnya terlihat begitu cerah dan bersemangat.

Aku lihat gambarnya.... bentuknya sudah sangat jelas sehingga jika dilihat sekilas saja orang sudah tahu apa yang digambarnya. Anakku menggambar orang, ada kepala, badan, leher, tangan, kaki, mata, rambut, mulut... hanya saja dia lupa hidung dan telinganya. Bagiku untuk anak umur 3,5 tahun menggambar seperti itu sudah bagus banget!

Lalu siapa yang digambarnya? Aku tidak tahu.

Kemudian aku bertanya kepada sang pelukis, "Ini siapa?".

Dijawabnya, "Ini gambar Cello waktu di dalam perut Mamah"

Aku agak bingung, gambar orangnya hanya satu dan tidak ada gambar orang yang lebih kecil atau bayi.

Aku ulangi lagi pertanyaanku, "Yang di gambar ini siapa? Ini Cello ya?"

Anakku menjawab, "Bukan, ini Mamah."

Aku semakin bingung. Aku tanya lagi, "Lho, terus Cellonya mana?"

Jawaban yang aku dengar cukup membuat aku merasa betapa begonya aku.

"Cello disini, di dalam perutnya Mamah; kan nggak kelihatan." Sambil menunjuk gambar benjolan yang tadinya kukira adalah gambar pantat!

Tuh kan, bego... sudah jelas dibilang Cello dalam perutnya Mamah kok ya masih cari-cari gambar Cellonya....

Aku jadi geli sendiri... juga bangga, anakku bisa menggambar mamanya saat sedang hamil!!!

Gambar ini akan kusimpan baik-baik karena kebetulan aku tidak punya foto waktu hamil... Jadi kira-kira beginilah penampakanku waktu hamil Cello dulu....

Read More......

Senin, November 10, 2008

Agar Tanaman Rajin Berbuah

Oleh: Christine
Foto: Christine, 2008, Cabe Rawit

Sedikit share tentang pengalamanku dalam berkebun. Aku menanam beberapa tanaman sayur; ada terong, kacang panjang, seledri, dan macam-macam cabe. Semua ditanam dalam pot.



Menanam terong dan kacang panjang memang baru kali ini aku lakukan tapi menanam cabe dan seledri pernah aku lakukan sebelumnya (duuuluuuuuu sekali...... :p).

Benih cabe dulu didapat dari cabe sisa beli gorengan atau martabak. Cabenya tinggal ditanam di pot saja nanti juga akan tumbuh sendiri. Cabe bisa tumbuh dan berbuah kemudian jadi kurus, kering, dan mati. Sedangkan bibit seledri dulu dapet dari seorang teman. Awalnya tumbuh subur, daunnya besar-besar kemudian ukuran daun semakin mengecil, layu dan mati.

Saat booming tanaman aglonema dulu, aku sempat baca kalau ingin cepat tumbuh tunas baru atau anakan sebaiknya daun yang jelek dan yang sudah tua dipotong saja agar zat makanan yang diserap akar tidak terbuang percuma (hhmm.... masuk akal juga nih....). Teori inilah yang jadi patokanku sekarang.

Secara rutin aku memangkas cabang atau daun yang kurang bagus, terutama pada tanaman cabe dan seledri. Terlihat sekali hasilnya, setiap kali habis dipangkas akan muncul tunas baru yang lebih sehat. Pada seledri, pilih daun paling luar yang berwarna hijau tua. Jika daun seledri tidak dipangkas, tunas baru tidak muncul dan daun-daun yang sudah tua akan layu dan kering. Karena tidak ada daun baru maka lama-lama seledri akan habis dan mati.

Biasanya cabe rawit aku biarkan dulu sampai buahnya berwarna merah (matang) baru dipetik. Metiknya pake gunting karena bisa langsung terpotong dan tidak akan merusak tangkai muda/tunas kecil yang ada di dekatnya. Dipotong pas pada tangkai buahnya. Setelah itu potong cabang dan daun yang kurang bagus agar zat makanan yang diserap oleh akar tidak terbuang percuma. Beberapa hari setelah dipangkas akan muncul tunas baru. Tunas baru ini lebih sehat dan biasanya akan muncul bunga juga. Dengan perawatan seperti ini pohon cabe rawitku tidak pernah berhenti berbuah, selalu ada terus.

Perlakuan yang sama juga aku terapkan pada kacang panjang. Pada kacang panjang, jika pengen banyak buahnya yang dibuang adalah tunasnya. Setelah tunas dibuang akan bermunculan bunga kacang panjang. Sebaliknya, jika yang pengen disayur adalah daunnya maka tunasnya jangan dipotong. Nanti akan muncul daun-daun lembayung yang segar dan berukuran lebar. Ilmu tentang kacang panjang ini aku dapatkan dari tukang sayur langganan dan sudah dipraktekkan.

Selain pemangkasan seperti diatas, tentu saja kecukupan air dan sinar matahari sangat berpengaruh pada pertumbuhan tanaman dan pemberian MOL encer sebagai pupuk akan ikut menjaga kesuburan tanaman.

Read More......

Minggu, November 09, 2008

Padi Hidroponik


Oleh: Christine
Foto: Christine, 2008, Sintanur Hidroponik
Umur 1 Minggu

Menanam sayur atau buah secara hidroponik sudah banyak dilakukan tapi menanam padi secara hidroponik? Aku belum pernah dengar dan tiba-tiba saja terlintas di pikiran untuk mencobanya.


Kenapa aku maksain mencoba padi hidroponik?

Aku pernah mencoba menanam padi di ember yang tidak dilubangi dan tetap bisa tumbuh berbulir. Berarti tidak masalah kalo akar padi terendam air.

Hidroponik sangat-sangat irit tempat sehingga tidak perlu pake ember-ember besar lagi.

Iseng aja, siapa tahu berhasil.......... he.he.he.....

Langkah pertama yang kulakukan adalah menyemai benih padi. Benih yang disemai adalah benih padi Sintanur, aku menyemai 6 biji. Persemaian dilakukan dalam kotak mika bekas kemasan stroberi. Medianya adalah arang sekam yang dibasahi air biasa hingga lembab. Pertumbuhannya sama seperti saat menanam di pot dulu, tunas muncul pada hari ke 3-4 (sebelumnya benih padi tidak direndam dulu).

Setelah itu tunas padi dipindahkan ke gelas aqua yang sisi-sisinya diberi lubang. Gelas aqua ini kemudian dimasukkan/digantungkan pada gelas yang lebih besar yang sudah diisi air biasa. Air biasa akan diganti cairan nutrisi saat tanaman sudah tumbuh kuat. Cairan nutrisi yang akan digunakan adalah MOL encer.

Aku menanam padi dengan dua macam media tanam: tiga bibit dengan arang sekam saja dan sisanya dengan arang sekam dicampur kompos. Kita lihat nanti apakah ada pengaruhnya terhadap pertumbuhan padi.

Aku sangat berharap percobaan padi hidroponik ini akan berhasil - walaupun kelihatannya mustahil.... Tapi... kalo berhasil... mungkin kebutuhan beras rumah tangga bisa dipenuhi dari kebun sendiri..... berkhayal dulu ah, sebelum berkhayal itu dilarang..... ha.ha.ha.........

Read More......

Perkembangan Hidroponik


Oleh: Christine
Foto: Christine, 2008, Daun Dewa Hidroponik


Berkebun secara hidroponik merupakan pengalaman baruku. Karenanya semua perubahan yang terjadi pada tanaman merupakan kejutan-kejutan yang menarik bagiku walaupun tidak semuanya adalah kejutan yang menyenangkan.



Apa kabar hidroponikku yang sekarang ini berumur sekitar satu bulan? Banyak perubahan yang terjadi, ada yang menyenangkan dan ada yang tidak menyenangkan. Tapi semuanya sangat menarik untuk diamati dan dicari penyebabnya.

Sirih
Dari awal diletakkan di tempat yang kena sinar matahari langsung (sekitar jam 10 sampai jam 2 siang). Cukup tahan terhadap sinar matahari. Memang kalo siang daunnya sempat agak layu kepanasan tapi tetap dapat tumbuh segar dan sehat. Sekarang muncul dua tunas baru tapi belum jelas itu tunas daun atau tunas yang akan membentuk batang/salur.

Stroberi
Kurang tahan terhadap sinar matahari langsung jadi diletakkan di tempat yang terlidung. Pertumbuhan akarnya cepat, sudah lebih banyak akar yang menerobos keluar dari gelas aqua. Muncul tunas daun baru, hanya saja tumbuhnya kurang bagus: bagian pinggir daun kecoklatan seperti kering. Aku tidak tahu kenapa... mungkin karena kemaren sempat kepanasan... (???)

Daun Dewa
Diletakkan di tempat yang terlindung. Pertumbuhannya bagus, tanaman sudah dapat berdiri tegak tanpa diikatkan pada penopang dan daun-daun baru sudah muncul. Akar-akar baru juga sudah mulai terlihat dari sisi luar gelas aqua tapi belum menerobos keluar.

Sawi Caisim
Merupakan sisa panenan sawi dari pot bekas padi yang tumbuh kerdil karena kalah bersaing dengan teman-temannya (lihat artikel "Hidroponik Yang Lain"). Sampai sekarang tetap tidak dapat tumbuh dengan baik dan masih tetap kerdil. Kenapa ya? Mungkin karena memang bibitnya yang tidak bagus ... Tapi yang masih tersisa di pot bisa tumbuh besar tuh.... (???)

Cabe Rawit
Satu-satunya bibit yang dapat tumbuh dari persemaian hidroponik. Bibit cabe sudah dipindahkan ke pot tersendiri dan sepertinya pertumbuhannya normal. Semoga saja.

Read More......