Selasa, Oktober 28, 2008

Hidroponik Yang Lain


Oleh: Christine
Foto: Christine, 2008, Sirih Hidroponik


Selain mencoba melakukan pembibitan hidroponik, aku juga mencoba menanam tanaman yang sudah berakar secara hidroponik. Kali ini hasilnya cukup memuaskan, tanaman masih tampak segar dan muncul daun baru.




Tanaman pertama adalah sirih. Aku memperbanyak sirih dengan gelas aqua dan medianya sekam bakar. Rasanya media sekam bakar lebih cepat menumbuhkan akar baru dibandingkan jika menggunakan media tanah (ini menurutku lho...). Daun sirih tumbuh lebar, muncul daun baru dan tunas baru.



Tanaman kedua adalah stroberi. Anakan stroberi juga aku tanam dalam gelas aqua dengan media sekam bakar (beberapa kali aku menanam anakan stroberi pake tanah dicampur kompos jadinya busuk terus). Anakan stroberi ini bisa tumbuh baik, bahkan tumbuh daun baru yang ukurannya lebih besar dari daun lama. Akarnya juga bertambah panjang hingga keluar dari gelas aqua.








Tanaman ketiga adalah daun dewa
. Ini tanaman obat yang aku bawa dari Muntilan tanggal 19 Oktober 2008 lalu. Tanaman ini baru aku tanam esok harinya (karena lupa) dan dalam keadaan layu-yu-yu-yu... Sekarang, walaupun belum tegak benar, tapi kelihatan sudah lumayan segar dan tidak ada daun yang rontok.





Tanaman keempat adalah sawi caisim. Sebenernya ini adalah caisim yang aku tanam dalam ember bekas padi. Setelah dipanen ternyata ada beberapa tanaman yang tumbuh kerdil karena kalah bersaing dengan yang lainnya. Daripada dibuang aku coba tanam dalam botol plastik bekas benih sawi sendok. Karena baru beberapa hari sawi caisim belum kelihatan perkambangannya. Semoga saja bisa tumbuh subur seperti yang lainnya.





Surprise!
Ternyata benih cabe rawitku ada yang tumbuh satu biji. Numpang di potnya daun dewa. Asik.... moga-moga aja bisa tumbuh terus.....





Dengan terus bertumbuhnya tanaman, cairan nutrisi atau MOL encer akan berkurang setiap harinya; jadi harus selalu dipantau. Jika akar yang terendam tinggal sedikit maka perlu ditambah MOL encer yang baru, kira-kira makan waktu sekitar 5 hari sampai seminggu. Waaah.. kayaknya hidroponik bisa jadi alternatif bagi yang males nyiram tanaman nih... he.he.he...

Read More......

Pembibitan Hidroponik


Oleh: Christine

Foto: Christine, 2008, Pot Pembibitan Hidroponik


Sebagai uji coba hidroponik yang pertama, bibit yang disemai adalah sawi sendok, kangkung, dan cabe rawit. Media tanam yang digunakan adalah sekam bakar dicampur kompos dan cairan nutrisinya adalah MOL encer.


Untuk wadah pembibitan aku pakai lunch box dari styrofoam untuk menampung MOL encer dan botol plastik bekas susu fementasi (yakult) sebagai pot tanamnya. Caranya:
  • Potong botol plastik bagian atas dan lubangi sisi-sisinya.
  • Buat lubang pada styrofoam bagian atas (bagian tutupnya); besarnya lubang persis sama dengan diameter botol.
  • Isi botol dengan media tanam, siram air hingga lembab, benamkan benih ke dalamnya. Satu botol berisi 2-3 benih.
  • Isi styrofoam dengan MOL encer, masukkan botol-botol tadi ke dalam lubang-lubang yang sudah dibuat. Masukkan dengan hati-hati karena styrofoamnya mudah pecah. Posisi botol menggantung pada tutup styrofoam.
  • Letakkan pot benih di tempat yang terlindung.
Berdasarkan pengalaman menanam dengan media tanah, benih akan berkecambah dalam 4-10 hari; tergantung benihnya juga. Paling cepat kangkung, sekitar 4 hari; lalu sawi sekitar seminggu dan cabe sekitar 10 hari.

Benih-benih ini aku tebar tanggal 12 Oktober 2008. Benih sawi sendok ditempatkan dalam botol-botol yakult, benih kangkung dan cabe rawit masing -masing ditanam dalam gelas aqua.

Seminggu berlalu benih-benihku belum ada tanda-tanda akan berkecambah. Mungkin sebentar lagi - pikirku. Setelah dua minggu kecambah belum juga muncul... wah ada yang gak beres nih... Merasa penasaran, aku korek-korek media tanamnya dan ternyata... benihnya busuk! kangkung dan sawi sendok semuanya busuk. Cabe rawit masih utuh tapi ada beberapa yang hilang. Ada apa ini...???

Ternyata... aku salah. Harusnya saat pembibitan medianya tidak boleh basah kuyub, cukup lembab-lembab saja dan yang untuk membasahi adalah air biasa, bukan cairan nutrisi. Cairan nutrisi diberikan saat sudah menjadi tunas muda. Sama juga seperti yang dikatakan Pak Sobirin tentang MOL untuk pembibitan: benih dianggap bahan kompos dan dimakan oleh MOL. MOL diberikan saat tunas muda sudah tumbuh dengan kuat. Ternyata... ooh, ternyata.....

Jadi percobaan pertamaku melakukan pembibitan hidroponik gagal total.... hiks.... :(

Read More......

Hidroponik Sederhana



Oleh: Christine

Foto: Christine, 2008, Stroberi Hidroponik


Maksud hati ingin menanam macam-macam sayuran, apa daya lahan tak ada. Berbekal ilmu dari buku dan beberapa blog yang mengulas tentang hidroponik aku mencoba membuat hidroponik sederhana.



Kenapa hidroponik?
Karena, katanya, hidroponik tidak membutuhkan lahan yang banyak. Penambahan cairan nutrisi juga tidak perlu dilakukan setiap hari. Perlengkapan yang diperlukan dalam ber-hidroponik sangat sederhana dan dapat menggunakan barang-barang bekas.

Inti bertanam secara hidroponik adalah mengalirkan cairan nutrisi ke akar tanaman sehingga dapat tumbuh seperti jika ditanam di tanah. Dalam hidroponik, media tanam hanya berfungsi sebagai penopang tumbunhnya tanaman.

Peralatan yang dibutuhkan dalam ber-hidroponik sederhana adalah:

Gelas Aqua. Berfungsi sebagai wadah untuk menanam. Lubangi sisi-sisi gelas untuk jalannya cairan nutrisi dan tumbuh keluarnya akar tanaman.

Gelas plastik bekas teh/jus beserta tutupnya. Gelas plastik berfungsi sebagai penampung cairan nutrisi sedangkan tutupnya berfungsi sebagai penopang gelas aqua agar tidak tenggelam saat dimasukkan/dicelupkan ke dalam cairan nutrisi. Buat lubang pada gelas plastik; besarnya lubang kira-kira sedikit lebih kecil dari diameter gelas aqua.

Media tanam. Berfungsi sebagai penopang tumbuhnya tanaman. Media tanam harus poros dan dapat mempertahankan kelembaban. Yang biasa digunakan adalah arang sekam dan rockwool (jujur - aku belum pernah liat yang namanya rockwool hehehe....). Aku pakenya campuran arang sekam dan kompos matang butiran kasar buatan sendiri. Perbandingannya 1:1.

Cairan nutrisi. Adalah zat makanan bagi tanaman yaitu, air yang dicampur dengan pupuk khusus hidroponik. Karena ingin memanfaatkan yang ada, aku pakenya MOL encer: 1 bagian MOL pekat ditambah 15 bagian air (1:15).

Setelah semua peralatan siap, berkebun hidroponik sudah bisa dimulai.
Pertama. Isi gelas aqua dengan media tanam. Basahi hingga lembab.
Kedua. Isi gelas plastik dengan cairan nurisi, setengah dulu. Pasangkan tutup gelas plastik.
Ketiga. Masukkan gelas aqua dalam gelas plastik, posisinya akan menggantung pada tutup gelas.
Keempat. Benamkan/tanam tanaman yang akan di-hidroponik-kan pada media tanam. Periksa tinggi cairan nutrisi. Cairan nutrisi harus menyentuh akar tanaman. Jika belum menyentuh akar tanaman, cairan nutrisi dapat ditambahkan.
Kelima. Hidroponik selesai. Letakkan di tempat yang cukup mendapat sinar matahari tapi terlindung dari angin dan hujan.

Selamat ber-hidroponik-ria

Read More......

Sabtu, Oktober 25, 2008

TOGA - Ciplukan



Oleh: Christine

Foto: Christine, 2008, Ciplukan (Physalis Minima L)

Tanaman ini aku temukan di tanah kosong dekat rumah. Tinggi pohon kira-kira selutut orang dewasa. Bentuk buahnya lucu, seperti bola lampion.Buah muda berwarna hijau sedangkan buah matang berwarna kuning.





Tanah kosong di dekat rumahku ditumbuhi bermacam-macam tanaman liar. Beberapa diantaranya diketahui sebagai tanaman obat, termasuk ciplukan. Ciplukan adalah tanaman semusim yang mulai tumbuh pada awal musim hujan seperti sekarang ini, dan pada pertengahan musim kemarau ciplukan akan kering dan mati. Semua bagian tanaman bisa digunakan sebagai obat, mulai dari buah, daun, batang dan akarnya.

Aku tahu tanaman ciplukan dari Bu Narti tetanggaku. Dia bercerita, dulu sewaktu kecil dia suka makan buah ciplukan yang tumbuh di dekat rumahnya di Kota Gombong. Setiap pulang sekolah dia dan teman-temannya berjongkok mengelilingi pohon ciplukan dan asik menyantap buahnya. Rupanya begitu senangnya Bu Narti pada buah ciplukan ini. Sampai sekarang acara jongkok di depan pohon ciplukan masih dilakukannya.

Suatu hari Bu Narti menyodoriku segenggam buah ciplukan matang, dia bilang: "Kamu harus coba, ini tanaman obat yang rasanya paling enak". Awalnya aku agak ragu-ragu. tapi akhirnya aku coba juga, aku ambil buah yang warnanya paling kuning (yang paling matang). Daging dan kulit buahnya renyah, ditambah bijinya yang kecil-kecil jadi semakin krez! krez! di mulut. Rasanya manis banget, ada sedikit rasa asam - segar. Buah yang belum matang rasanya asam seperti tomat hijau (tomat sayur) dan sedikit pahit-getir. Hhmmm... ternyata ciplukan memang enak, aku suka.

Awal musim kemarau banyak pohon ciplukan yang kering dan mati walaupun masih ada juga tanaman muda yang tumbuh. Aku mengambil tanaman muda dan mencoba menanamnya dalam pot. Sebagai media tanam kompos dicampur tanah, pupuknya pake MOL encer. Dalam pot ciplukan dapat tumbuh subur dan berbuah; bahkan ukuran buahnya lebih besar dari yang ada di lapangan. Tapi menurutku rasa buahnya lebih enak yang tumbuh liar, yang di pot rasanya kurang manis. Ciplukan dalam pot ini bertahan selama beberapa bulan, kemudian kering dan mati.

Bagi yang pengen tahu khasiat dari ciplukan bisa dibaca disini. Katanya, kandungan vitamin C-nya lebih tinggi dari anggur lho...

Read More......

Kamis, Oktober 16, 2008

Asiknya Menanam Sayur


Oleh: Christine
Foto: Christine, 2008, Caisim Muda

Setelah tanam padi selesai, pot-pot besar bekas menanam padi aku isi dengan tanaman sayur. Ada sawi, kacang panjang, wortel, dan bayam.




Benih sayuran aku beli di stand Toko Trubus dan toko pertanian. Setelah padi dipanen, pot aku biarkan kosong selama 1-2 minggu (maksud-e biar tanahnya istirahat dulu... he.he.. gak tahu bener apa ndak..). Selama kosong tanah tetap diaduk-aduk/digemburkan dan disiram seperti biasa. Beberapa pot perlu penambahan kompos karena media tanamnya tinggal separoh.

Benih kemudian ditabur diatas tanah (semai langsung) dan ditutup dengan sekam bakar. Awal-awal benih ditaman, penyiraman dilakukan dengan hati-hati agar benih tidak bergeser dari tempatnya. Pupuk MOL encer diberikan setelah tunas tumbuh cukup kuat.

Rata-rata tunas mulai muncul 7-10 hari sejak benih ditebar. Tanaman muda perlu sering disiram agar tidak kekeringan. Dari pengalamanku sayuran-sayuran muda ini tahan terhadap terik matahari; tidak perlu diletakkan di tempat teduh, asal segera disiram jika terlihat layu.

Menanam sayuran dalam pot termasuk mudah, karena jumlahnya sedikit jadi kemungkinan kekeringan sangat kecil; kecuali kalo ditinggal ke luar kota selama beberapa hari dan gak ada yang nyiram dijamin pulang-pulang bukan panen sayuran tapi panen bahan kompos :). Hama juga mudah dikendalikan, tinggal diambil pake pinset terus diinjak atau dimasukkan ke kolam ikan. Beres, tidak perlu pestisida.

Sayur yang dihasilkan juga segar, karena dipetik langsung dimasak. Dan... kalau setiap hari ada sayuran yang bisa dipanen dan dimasak, berarti setiap hari bisa ngirit uang belanja barang seribu - dua ribu rupiah. Saat orang lain mengeluhkan tingginya harga cabe (ber-pestisida) yang selangit... kita bisa menikmati cabe organik gratis.. tis.. tis.. tis...

Read More......

Kamis, Oktober 09, 2008

Musim Hujan Tiba


Oleh: Christine
Foto: Christine, 2008, Benih Tomat

Beberapa hari ini Semarang diguyur hujan. Pohon-pohon dan rumput jadi kelihatan lebih segar.


Musim kemarau ini terasa sangat panas dan juga melelahkan karena aku mesti sering-sering menyiram tanaman. Idealnya kalau pas cuaca panas sekali peyiraman dilakukan 3 kali sehari, pagi-siang-sore. Tapi... emang gak ada kerjaan lain apa...? he.he.he... Jadi disiram 2 kali sehari juga sudah bagus. Pernah juga sih hanya sekali nyiramnya... tanaman jadi layu...

Beberapa hari ini hujan sudah mulai turun, bahkan 2 hari terakhir hujannya deras sekali! Wah.. musim hujan telah tiba.... berarti, waktu tanam juga tiba.... Aku mulai cari-cari enaknya tanam apa ya....?

Bayam dan kangkung. Kayaknya cocok ditanam awal musim hujan ini.

Padi. Tapi masih ragu-ragu karena ternyata ayam tetangga gak jadi dimasak opor.

Jagung. Habis dapet (beli) benih jagung manis, rencana mau ditanam di pot bekas padi.

Tomat. Gak tahu musimnya cocok apa tidak, tapi aku baru dapet benih tomat yang udah lama aku cari-cari: tomat jaman dulu yang bentuknya tidak beraturan dan banyak kerutannya (kalo tomat sekarang kan bulat-licin dan mulus). Kayaknya sih ini benih impor tapi dilihat dari gambar tomatnya mirip dengan yang aku mau.

Kacang panjang. Sudah dimulai dan sekarang sedang menghasilkan buah perdana.

Sawi. Sudah ditanam, tinggi benih kira-kira 5 cm. Tapi beberapa ada yg patah-patah karena kena hujan deras kemarin. Hiks... hujan lebat dan angin kencang telah menumbangkan pohon sawiku... hiks...

Wortel. Mulai tanam bijinya minggu lalu. Sudah muncul tunas kecil-kecil. Semoga saja berhasil.

Apa lagi ya....

Ah, banyak maunya! kayak punya lahan luas aja... wong nanemnya juga di pot semua...

Read More......

Sabtu, Oktober 04, 2008

Bunga Wafer



Oleh: Christine
Foto: Christine, 2008, Bunga Wafer

Ada beberapa bungkus wafer nabati yang sudah kosong tergeletak di meja makan. Warnamya cantik, perpaduan antara kuning cerah dan merah. Sayang kalo dibuang...





Aku pungut bungkus kosong itu, dicuci bersih dan dikeringkan. Sambil nunggu kering, aku liatin sampah plastik ini sama mikir... kira-kira bisa dibuat apa ya...? Dijadiin tas... bahannya kurang, mesti ngumpulin dulu.

Aku terus inget prakarya jaman SD/SMP dulu: bunga dari pita jepang. Kayaknya bisa nih... kan bungkus wafer ini bentuknya juga kecil, panjang. Langsung saja aku ambil peralatan perang.. eh, gunting maksudnya... Bahan-bahan lainnya adalah sedotan bekas yang sudah dicuci bersih, benang sari (beli di toko kerajinan), botol yakult untuk vas, selotip kertas dan selotip bolak-balik.

Bungkus wafer ini kemudian digunting-gunting kira-kira lebar 3mm, tidak sampai terputus. Biarpun kelihatannya gampang, tapi pekerjaan ini butuh waktu yang cukup lama karena harus hati-hati agar besarnya potongan bisa sama dan plastik tidak teputus. Sampai-sampai jari-jari tangan kiri yang megang bungkus wafernya jadi pegel seperti mau kram...

Setelah semuanya selesai, mulai dirangkai menjadi bunga. Benang sari diikatkan pada sedotan dengan bantuan selotip kertas. Tempelkan selotip bolak-balik pada salah satu sisi plastik wafer. Gosok dengan gagang gunting agar selotip melekat kuat. Buka penutup selotip yang satunya, tempelkan plastik wafer pada sedotan dengan gerakan melingkar. Setelah selesai, kuatkan dengan selotip kertas. Bunga wafer sudah jadi. Rangkai beberapa tangkai bunga dalam botol yakult yang sudah bersih.

Kalau ingin lebih cantik tangkai bunga ditutup dengan selotip hijau khusus untuk bunga dan ditambahkan daun beludru (keduanya bisa dibeli di toko-toko kerajinan).

Semoga bermanfaat.

Read More......