Minggu, Maret 16, 2008

Mainan dari Sampah - 1: Balok-balok

Oleh: Christine
Foto: Christine, 2008, Menyusun Balok

Semua orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya, termasuk memberikan mainan yang dapat merangsang daya pikir anak. Apapun akan dilakukan dan uang berapapun akan dikeluarkan, yang penting anak jadi pintar.

Eiiit....., kalau soal uang, tunggu dulu…emang uang metik dari pohon…. Bukannya pelit, tapi lihat dulu disekitar kita, barangkali ada barang-barang bekas yang bisa dimanfaatkan.



Bulan Desember 2007 aku dan keluargaku berlibur ke Yogyakarta. Kami mengunjungi Taman Pintar yang terletak di ujung Jalan Malioboro. Di Taman Pintar ini ada satu alat permainan yang paling disukai anakku, yaitu menyusun balok-balok dari kayu.

Balok-balok ini terbuat dari kayu yang ringan dan tanpa dipoles cat sehingga tidak mengandung bahan kimia. Kayu ini dipotong-potong menjadi berbagai macam bentuk geometris (kubus, balok persegi panjang, silinder, segitiga, lingkaran, setengah lingkaran, dll) dan dalam berbagai ukuran (besar, sedang , kecil). Selain itu ada juga bentuk-bentuk binatang, manusia dengan pakaian adat Indonesia, pohon, bunga , juga alat-alat transportasi seperti pesawat, kapal, mobil, kereta.

Banyak sekali kreativitas anak yang muncul dengan alat permainan ini. Anak dapat membangun gedung bertingkat, terowongan, jembatan, stasiun kereta api, bahkan kebun binatang dan istana raja seperti yang ada dalam dongeng 1001 malam. Pokoknya, anak akan betah bermain berjam-jam disini.

Rupanya alat permainan ini begitu berkesan bagi anakku. Di rumah dia menyusun apa saja untuk dijadikan mainan. Dia membuat pesawat terbang dengan menyilangkan dua buah guling. Menumpuk semua bantal yang ada di rumah untuk dijadikan sebuah menara. Kursi makan dibariskan sehingga menjadi sebuah gerbong kereta api. Dan masih banyak lagi.

Melihat kreativitasnya dapat berkembang bebas berkat permainan susun balok, aku jadi berniat untuk membelikan alat permainan tersebut. Aku cari di internet informasi tentang mainan itu dan ternyata harga satu set-lengkap bisa mencapai juataan rupiah. Waduh!!! Maaf saja, walaupun bagus, saya tidak akan mengeluarkan uang jutaan rupiah hanya untuk sebuah mainan. Jadi, cari yang lain saja.

Anakku adalah penggemar susu. Disamping susu formula, dia juga mengkonsumsi susu UHT kemasan kotak 125ml. Dalam satu hari dia bisa minun 2-5 kotak susu. Nah, dari sini muncul ide untuk memanfaatkan kotak susu yang selama ini selalu aku buang begitu saja. Sejak saat itu aku mulai mengumpulkan kotak-kotak susu bekas.

Setelah susu habis diminun, sedotannya dibuang lalu bagian bawah kotak digunting, dibuka, dan dicuci bersih; anakku yang kebagian tugas nyuci – sambil main air. Terus dijemur sampai kering. Kotak susu yang sudah kering ini digepengkan dan disimpan dulu sampai jumlahnya banyak.

Setelah jumlahnya cukup banyak, baru dibuat ‘balok-balok’. Caranya, bentuk kotak susu yang sudah gepeng menjadi seperti bentuk semula. Untuk pemberatnya, isi dengan kertas koran yang dilipat-lipat. Satu kotak susu membutuhkan 2 lembar besar kertas koran. Tutup lubangnya dengan selotip. Begitu seterusnya hingga semua kotak terisi. Mainan balok susun sudah siap digunakan tanpa mengeluarkan uang jutaan rupiah.
Anak sehat karena susunya dan menjadi cerdas karena kotak bekasnya.

Kalau pengen punya bentuk-bentuk geometri yang komplet, manfaatkan juga kemasan yang lain, seperti kemasan sabun, pasta gigi, roll tissue gulung, kemasan obat, kaleng susu, atau kemasan apa saja yang dirasa bisa mewakili bentuk-bentuk geometri.

Ternyata, sampah bukan saja menjadikan berkah, tapi juga menjadikan cerdas.

Tidak ada komentar: