Aku mengenal kata
metamorfosis pada mata pelajaran IPA saat aku duduk di bangku SD. Aku juga ingat kalau hewan yang mengalami metamorfosis sempurna adalah kupu-kupu. Proses perubahannya tergambar jelas dalam buku IPA. Bahkan beberapa tahun yang lalu ada lagu iseng tentang perubahan bentuk kupu-kupu ini, kira-kira seperti ini syairnya...
Telur-telur, ulat-ulat, kepompong, kupu-kupu, kasihan deh lu.....Setelah selama puluhan tahun
hanya mengenal kata metamorfosis saja, akhirnya beberapa hari yang lalu aku dapat
melihat sendiri proses terjadinya metamorfosa pada serangga. Semua ini bisa kualami berkat kegiatan berkompos. Lho, apa hubungannya dengan berkompos?
Ketika sedang memotong-motong sampah hasil benah-benah tanaman yang ada di depan rumah, aku menemukan
seekor ulat besar menempel pada tanaman pacar air (atau apa namanya, aku gak tahu persis). Ulat ini berwarna hijau daun, ada titik-titik merah di punggungnya.
Waktu itu aku pengen mengenalkan perubahan bentuk hewan ini kepada anakku. Lalu aku ambil
stoples plastik transparan dan aku masukkan ulat gendut itu ke dalamnya. Masukinnya pake kayu, kalo langsung dipegang pake tangan... hiii.. gak berani....! Stoples kemudian diisi dengan
daun-daunan dan bagian atasnya ditutup dengan
kain kasa. Selama beberapa hari ulat ini sibuk
memakan daun-daun dengan lahapnya dan kemudian
berhenti makan. Si ulat mulai
menutupi badannya dengan dedaunan yang tersisa dan
diam tidak bergerak sama sekali. Waktu itu aku gak yakin antara mulai jadi kepompong atau mati.
Karena sudah tidak ada perubahan apa-apa aku jadi tidak perhatian lagi sama isi stoples ini, aku diamkan saja. Kemarin, secara tidak sengaja aku melihat stoplesnya.. eh, di dalamnya sudah ada
seekor serangga bentuknya seperti ngengat besar. Oh, ternyata hewan peliharaanku masih hidup dan sekarang sudah berubah wujud dari
hewan merayap menjadi
hewan bersayap.... WOW!
Aku juga melihat metamorfosa pada
uret yang selama ini selalu aku temukan dalam kompos matangku. Uret yang berwarna putih agak transparan ini saat menjadi kepompong
membalut tubuh gendutnya dengan butiran-butiran kompos halus; bentuknya menjadi bulat seperti kacang atom. Kalo bulatan ini dibuka, didalamnya terdapat
serangga muda yang belum sempurna bentuknya. Aku mengambil beberapa bulatan dan aku taruh dalam plastik mika bekas kemasan stroberi. Bagian atas plastik mika ini berlubang sehingga ada sirkulasi udara. Jika sudah waktunya keluar, kulit pelindung yang terbuat dari butiran kompos ini akan dihancurkan dan kemudian keluarlah
seekor serangga berwarna hitam kecoklatan. Bentuknya seperti kepik tapi lebih lonjong, di mulutnya ada semacam capit kecil. Oooh, ternyata larva dari binatang ini to yang menyebabkan beberapa tanamanku mati...
Belajar dengan mengalami sendiri ternyata rasanya lebih mantap dibandingkan dengan hanya mengenal teori....
Telur-telur, ulat-ulat, kepompong, kupu-kupu, metamorfosa......