Oleh: Christine
Foto: Christine, 2008, Ciplukan (Physalis Minima L)
Tanaman ini aku temukan di tanah kosong dekat rumah. Tinggi pohon kira-kira selutut orang dewasa. Bentuk buahnya lucu, seperti bola lampion.Buah muda berwarna hijau sedangkan buah matang berwarna kuning.
Tanah kosong di dekat rumahku ditumbuhi bermacam-macam tanaman liar. Beberapa diantaranya diketahui sebagai tanaman obat, termasuk ciplukan. Ciplukan adalah tanaman semusim yang mulai tumbuh pada awal musim hujan seperti sekarang ini, dan pada pertengahan musim kemarau ciplukan akan kering dan mati. Semua bagian tanaman bisa digunakan sebagai obat, mulai dari buah, daun, batang dan akarnya.
Aku tahu tanaman ciplukan dari Bu Narti tetanggaku. Dia bercerita, dulu sewaktu kecil dia suka makan buah ciplukan yang tumbuh di dekat rumahnya di Kota Gombong. Setiap pulang sekolah dia dan teman-temannya berjongkok mengelilingi pohon ciplukan dan asik menyantap buahnya. Rupanya begitu senangnya Bu Narti pada buah ciplukan ini. Sampai sekarang acara jongkok di depan pohon ciplukan masih dilakukannya.

Awal musim kemarau banyak pohon ciplukan yang kering dan mati walaupun masih ada juga tanaman muda yang tumbuh. Aku mengambil tanaman muda dan mencoba menanamnya dalam pot. Sebagai media tanam kompos dicampur tanah, pupuknya pake MOL encer. Dalam pot ciplukan dapat tumbuh subur dan berbuah; bahkan ukuran buahnya lebih besar dari yang ada di lapangan. Tapi menurutku rasa buahnya lebih enak yang tumbuh liar, yang di pot rasanya kurang manis. Ciplukan dalam pot ini bertahan selama beberapa bulan, kemudian kering dan mati.
Bagi yang pengen tahu khasiat dari ciplukan bisa dibaca disini. Katanya, kandungan vitamin C-nya lebih tinggi dari anggur lho...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar