Senin, Maret 02, 2009

Cabe Bulat


Oleh: Christine
Foto: Christine, 2009, Cabe Bulat

Aku dapat benih cabe ini dari seorang tetangga. Awalnya tidak mudah menanam cabe ini; biji cabe sudah busuk sebelum berkecambah. Tanaman cabeku yang sekarang ini adalah hasil pembibitan yang ke-4.









Aku tidak tahu pasti apa nama cabe ini. Menurut tetangga pemberi benih, namanya
cabe Bandung; pernah tanya di sebuah pameran tanaman, namanya cabe Arab; di google, cabe ini mirip dengan cabe Red Savina Habanero dan cabe Havana; sedangkan aku sendiri menamakannya cabe bulat.

Apapun namanya, cabe ini telah banyak menarik perhatian orang-orang yang lewat di depan rumahku. Bentuknya yang bulat dan berkerut membuat cabe ini terlihat "lucu"; buahnya lebat dan munculnya serentak sehingga saat buah sudah tua warna merahnya-pun seragam; ditambah dengan pohon yang tidak tinggi dan ranting-ranting yang pendek menjadikan tanaman cabe ini secara keseluruhan terlihat cantik sekali.

Selain enak dilpandang, cabe ini juga enak dimakan. Rasanya sangat pedas seperti cabe rawit merah, aromanya agak wangi tidak seperti aroma cabe pada umumnya. Cabe ini sangat cocok untuk dimasak oseng (oseng jagung habanero) atau sambal goreng, sedangkan untuk sambel uleg kurang cocok karena daging buahnya tipis dan kering (sedikit mengandung air).

Jika akan dikonsumsi cabe bisa dipetik kapan saja; baik saat masih hijau (untuk oseng cabe hijau) ataupun saat sudah merah, tergantung keperluan. Rasa pedas cabe yang hijau maupun yang merah sama saja.

Jika akan dijadikan bibit untuk ditanam, petik cabe saat tangkainya sudah berwarna kuning tapi belum sampai kering dan juga belum jatuh sendiri. Menurut pengalamanku, inilah saat yang paling tepat untuk memanen benih cabe bulat. Kalau dipetik saat tangkainya belum kuning, biji cabe belum cukup tua untuk ditanam. Sebaliknya jika cabe sudah jatuh sendiri atau tangkainya sudah kering, sebagian biji cabe sudah busuk dan tidak dapat tumbuh jika ditanam.

Saat mengolah cabe bulat yang masih segar sebaiknya hindari memegang langsung bagian dalamnya (daging/biji) karena rasa panas/pedas yang terasa di tangan lama hilangnya walaupun sudah dicuci dengan sabun berkali-kali. Dalam keadaan kering-pun cabe bulat ini masih terasa pedas dan panas.

Cabe yang sudah busuk atau kering masih bisa digunakan sebagai pestisida alami, caranya sebagai berikut; yang dikutip dari blognya Pak Sobirin.

Campur 3 (tiga) biji bawang putih yang sudah dikupas dengan segenggam cabai dan rebuslah dalam sepanci air. Tambahkan 1/4 balok sabun, aduk rata kemudian biarkan selama sehari. Saring cairan tersebut dan gunakan 2 cangkir larutan tersebut untuk satu kali penyemprotan.


Bawang putih merupakan insektisida, fungisida, dan penolak hama. Sabun akan membantu penyemprotan untuk melekatkan pada tanaman dan serangga. Gunakan larutan ini untuk aphid (kutu daun), ulat bulu, dan ngengat.


Bawang putih dan cabai secara alami akan menolak banyak serangga. Tanamlah di sekitar pohon buah dan lahan sayuran untuk membantu mengurangi masalah-masalah serangga.

Bawang putih dan cabai dapat juga digunakan secara terpisah sebagai bahan pestisida.

Pestisida cabe bulat + bawang putih ini pernah aku cobakan pada larva kepik yang menyerang pohon terong dan semut hitam yang bersarang di akar padi. Hasilnya lumayan, hama pengganggu berkurang walaupun tidak 100%.

Oya, ketika aku membuat pestisida ini bawang putih dan cabenya aku blender halus supaya pedasnya lebih "menggigit!" dan panasnya lebih "nyos!".

8 komentar:

Anonim mengatakan...

Campur 3 (tiga) biji bawang putih yang sudah dikupas dengan segenggam cabai dan rebuslah dalam sepanci air. Tambahkan 1/4 balok sabun, aduk rata kemudian biarkan selama sehari. Saring cairan tersebut dan gunakan 2 cangkir larutan tersebut untuk satu kali penyemprotan.
Mbak Christ, balok sabunnya itu pakai sabun untuk mandi?
terus direbus bersamaan dengan cabai dan bawang?
apa bisa larut sabunnya?
Terus untuk penyemprotan dari 2 cangkir itu ditambahkan air lagi? berapa banyak?

Anonim mengatakan...

sabun madinya yg sdh kecil2 (bekas) memang agak lama larutnya, diaduk2 terus. Kalau mau yg cepat larut ya pake deterjen bubuk. Waktu disemprotkan tdk ditambah air lagi; langsung saja.

Unknown mengatakan...

Aku tau cabe ini..ini banyak juga di jumpai di Toraja (Sulawesi Selatan)..di sana dikenal dgn nama KATOKKON..rasanya emang lbh enak,wangi,n pedas..klo di sana variannya ada yang warna hijau, kuning, dan merah...tp penduduk di sana lbh suka dengan yang berwarna hijau...kapan2 saya krmkan fotonya.

christine mengatakan...

to yobelianty: trims ya infonya...

Neneng Afiyah mengatakan...

Mba Christine, cabenya lucu sekali, aku boleh minta bibit cabenya ngga? aku baru tau ada cabe yang seperti ini, jadi pengen punya nih...

Nanti biaya pengirimannya dari aku deh,,,

kontak aku ya di gibran3g@gmail.com

Makasih sebelumnya...

ari mengatakan...

bu, boleh tahu cara tanam dan media tanamnya bagaimana?
apakah boleh kena sinar matahari langsung atau bagaimana?

sebelumnya saya ucapkan terimakasih..

Dapur Presto Blog mengatakan...

Mbak Christine boleh gak dapet bibit cabe bulat dari mbak? susah banget carinya. beberapa butir juga gpp, mungkin bisa dikirim pake post. makasih lo kalo boleh. Chika

pepe mengatakan...

salam kenal mbak christine. mau tanya? penggunaan pestisida dari campuran bawang putih dan cabe tsb bisa langsung digunakan pada tanamannya gak? atau memang harus direbus dulu ya? terima kasih mbak.