Kamis, Maret 12, 2009

Padi Hidroponik Berbulir


Oleh: Christine
Foto: Christine, 2009, Bulir Padi Hidroponik


Semula aku berniat akan memangkas padi hidroponikku yang sepertinya sudah 'berhenti tumbuh' dan memasukkannya ke dalam tong kompos. Sebelum dipangkas aku amati tanaman padi itu baik-baik dan ternyata ada sesuatu yang membuat aku mengurungkan niat untuk membuangnya.





Tanaman padiku saat ini sudah berumur 4 bulan lebih, anakannya hanya satu yang muncul di bulan kedua. Sejak bulan kedua itu seakan-akan pertumbuhannya berhenti; tidak muncul anakan baru ataupun daun baru meskipun sudah dipindah ke pot yang lebih besar. Aku mulai putus asa dengan padi hidroponikku ini, aku pikir ini tidak akan berhasil dan aku sudah bertekad akan membuangnya saja.

Sebelum aku buang, entah kenapa aku pengen mengamati dulu tanaman padi itu; dan ternyata... aku melihat batang padinya sudah menggelembung seperti akan berbulir! Wow! surprise banget! Ternyata bisa berbulir juga padi hidroponikku! Batal deh niatku untuk mebuangnya...

Setiap hari aku tengok padi hidroponik ini; kalau-kalau bulirnya sudah muncul. Kemarin pagi aku lihat batang pembungkus malai padi sudah mulai terbuka dan beberapa bulir padi sudah muncul. Warna bulirnya hijau muda agak transparan, bentuknya gepeng dan di dalamnya ada semacam titik berwarna hitam. Aku merasa agak aneh dengan bulir padi ini. Rasa-rasanya kok beda dengan bulir padi yang di tanam di tanah... Bulir padi yang ditanam di tanah warnanya juga hijau muda tapi bagian dalamnya putih seperti susu dan bentuknya agak menggelembung.

Benar saja, pagi ini semuanya sudah terjawab. Bulir-bulir padi hidroponik itu terbelah jadi seperti kelopak bunga dan muncul serabut kecil seperti benang sari dari dalamnya. Artinya... padi hidroponikku memang berbulir tapi tidak menghasilkan gabah alias bulirnya kosong! Waaah... kecewa juga nih padahal sebelumnya aku sudah membayangkan akan panen padi hidroponik sebanyak 2 malai...

Kenapa bisa begitu... aku tidak tahu pasti. Ketika kutanyakan kepada Pak Sobirin, beliau mengatakan bahwa padinya kekurangan unsur hara phosphat (P2O5) yang berperan membentuk auxin, membentuk pati, mengurangi penyakit bulir hampa, dan BULIR PECAH. Unsur hara phosphat ini banyak terkandung dalam kotoran ayam.

Mungkin ini karena cairan nutrisi yang aku pakai adalah MOL buatan sendiri yang kurang lengkap komposisi unsur haranya. Jadi timbul pertanyaan nih... kalau pakai cairan nutrisi yang buatan pabrik yang katanya kandungan nutrisinya lengkap, apakah hasilnya seperti ini juga? Atau... mungkinkah membuat MOL dari bahan-bahan tertentu yang mengandung unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman...?

Jawabannya.... ya harus dicoba dulu baru bisa jawab... :)

5 komentar:

nothing useless be usefull mengatakan...

sedih yaa gak jadi panen padi hidroponik. pak sob gak bilang apa-apa mbak, selain yang itu?

nothing useless be usefull mengatakan...

oh ya salam kenal lagi. saya farida di isiwaktu-rumahasriku.blogspot.com ini di blogku yang lain.

IndependenBisnisOwner mengatakan...

oke dahsyat lanjutkan percobaannnya...

expertword mengatakan...

wah, saya juga pengen coba nih. kira2 kalo disambungkan dengan saluran aquarium bisa ga ya? kan lumayan, kotoran ikan juga mengandung N dan P :D

manaf profesional mengatakan...

Ya krng beruntung hehe