Rabu, Januari 21, 2009

Mini Melon


Oleh: Christine
Foto: Christine, 2009, Melon Mini & Biji Tumbuh



Warna kulitnya kekuningan, beratnya 350 gr, ukurannya sedikit lebih besar dari apel fuji. Saat dibelah tercium bau wangi buah yang matang pohon.







Melon mini ini memang benar-benar matang di pohon. Ditandai dengan adanya bekas gigitan codot/kalong pada kulit buahnya. Selain itu ada biji-biji yang sudah mulai berkecambah di dalam buah dan aromanya wangi khas buah ranum.

Hampir saja aku kecolongan lagi. Minggu siang kutemukan buah melonku yang imut sudah ada yang mencicipi; ada bekas gigitan codot/kalong pada kulit buahnya. Cepet-cepet aku petik. Akhirnya panen melon juga, panen beneran lho.... senengnya....

Besoknya aku potong melon miniku. Daging buahnya cukup tebal dan bijinya banyak banget. Diantara biji-biji itu ada yang sudah mulai berkacambah, wah bener-bener masak pohon nih... Melon ini rasanya maniiis banget dan baunya juga wangi.


Padahal seingatku melon yang kutanam bijinya ini dulu rasanya tidak manis, hambar. Wah... andai saja "Si Tuan Pemetik" mau menunggu sebentar pasti juga bisa merasakan melon yang manis dan wangi...

Jadi pengen tanam yang lain nih... :)

Read More......

Membuat Tempe


Oleh: Christine
Foto: Christine, 2009, Tempe Potongan

Sudah dua kali aku gagal membuat tempe; ini adalah percobaan yang ketiga. Dari segi bentuk dan penampilan tempe ini sudah berhasil tapi dari segi rasa masih gagal.






Walaupun sudah padat dan 'berjamur' seperti tempe-tempe yang dijual di pasar, tapi rasa tempe buatanku ini pahit. Sekalipun sudah direndam bumbu, rasa pahitnya masih jelas terasa.

Aku tertarik belajar membuat tempe gara-gara membaca blog orang Indonesia yang tinggal di Luar Negeri. Di Indonesia tempe merupakan makanan rakyat yang sangat mudah ditemukan, saking mudahnya orang seringkali meremehkan makanan bergizi ini. Sementara di Luar Negeri orang Indonesia kesulitan mendapatkan tempe kalaupun ada harganya mahal dan rasanya tidak seperti yang diharapkan. Dan demi mengobati rasa kangennya akan tempe, mereka mau belajar membuat tempe sendiri di rumah.

Membuat tempe sebetulnya tidak sulit, intinya hanya menumbuh kan jamur pada kacang kedelai saja. Yang sulit adalah menentukan suhu atau tempat yang ideal bagi ragi tempe untuk berkembang biak. Hhmm.. enggak jauh beda ya sama berkebun; tanaman juga butuh tempat yang tepat untuk dapat tumbuh, berbunga, dan berbuah.

Bahan untuk membuat tempe adalah:

250 gr kacang kedelai; aku hanya membuat 1/4 resep saja
1/2 sdt ragi tempe
1/2 sdt tepung sagu (tidak pakai juga tidak apa-apa)
air

Ada juga yang menambahkan cuka serta tepung sagu. Fungsi cuka aku tidak tahu untuk apa, kalau tepung sagu mungkin untuk meyerap kelebihan cairan pada kacang kedelai sehingga jadi lebih kering.

Caraku membuat tempe kali ini adalah:
  • Kacang kedelai kering ditumbuk sebentar di cobek agar kulitnya pecah.
  • Rendam dalam air selama 24 jam.
  • Bersihkan kedelai dari kulitnya.
  • Kukus kedelai hingga empuk.
  • Sangrai sebentar kedelai kukus sehingga saat dipegang kedelai terasa tidak basah lagi, dinginkan.
  • Setelah dingin, atau paling tudak hangat-hangat kuku, taburkan tepung sagu dan aduk rata.
  • Setelah itu tambahkan ragi tempe. Aduk-aduk lagi hingga benar-benar rata.
  • Masukkan calon tempe ini ke dalam plastik lalu fermentasikan di dalam lemari. Bagian bawahnya diganjal untuk sirkulasi udara.... seperti keranjang Takakura ya...?! hehehe...
  • Dalam 36 jam tempe sudah jadi.
Mungkin karena tempe aku kemas dalam plastik kecil-kecil, tempenya jadi cepat matang. Saat sebelum 24 jam jamur tempenya masih sedikit tapi saat aku ambil ada sudah mau jadi tempe busuk atau tempe semangit. Aku ngambilnya telat juga sih, sudah lebih dari 36 jam tapi belum ada 48 jam.










Keterangan foto dari kiri ke kanan: ragi tempe, kacang kedelai mulai difermentasi, dan hasil tempe setelah jadi.

Cerita-cerita lain tentang membuat tempe ada di sini:

http://langkahkakikecil.blogspot.com/2009/01/gagal-membuat-tempe.html cerita tentang kegagalanku membuat tempe.

http://keluargacemara.net/dapur/?p=50 ada foto step by step pembuatan tempe.

http://www.instructables.com/id/Make_Tempeh/

http://www.tempeh.info

Buat yang pernah buat tempe sendiri, sharing dong...

Read More......

Minggu, Januari 18, 2009

Panen Kangkung Hidroponik



Oleh: Christine
Foto: Christine, 2009, Seikat Kangkung Hidroponik

Asik..., tanaman hidroponikku sudah menghasilkan. Agak telat nih panennya jadi kangkungnya agak ketuaan sedikit.






Kangkung ini aku tanam sekitar awal Desember 2008. Seharusnya sudah dipanen awal Januari 2009 lalu tapi karena lupa jadi telat deh manennya.

Sebenernya cara penanamannya tidak murni hidroponik yang pake cairan nutrisi tok. Aku masih pake media tanam kompos baru kemudian direndam dalam cairan nutrisi. Mungkin bisa disebut semi hidroponik. Cairan nutrisinya pake MOL encer sekali 1:15-20.

Wadahnya masih pake gelas aqua dan gelas palstik lain yang ukurannya lebih besar. Ada satu yang pake pot anggrek dari tanah liat kemudian dicelupkan di baskom. Kali ini aku juga menambahkan 'sumbu' pada bagian bawah gelas. Sumbu ini berfungsi untuk meresapkan cairan nutrisi ke atas sehingga media tanam tidak terlalu basah. Tapi sumbu ini tidak bertahan lama, dalam dua minggu sumbu yang terbuat dari kain handuk bekas sudah hancur 'dimakan' MOL.

Biji kangkung disebarkan diatas media tanam dengan sedikit dibenamkan. Satu gelas aqua berisi 3 benih saja. Saat pembibitan cairannya pake air biasa, setelah seminggu baru diganti pake MOL encer. Biji kangkung tumbuh normal seperti kalau ditanam di tanah, hanya saja ukurannya lebih kecil. Coba bandingkan dengan kangkung yang ditanam di pralon dulu, daunnya lebih lebar-lebar ya...?!

Karena terlihat masih kecil maka aku pikir belum waktunya dipanen, padahal kalo dari segi umurnya sudah siap panen. Jadinya saat dipanen, kangkung ini sudah ketuaan. Tapi walaupun ketuaan, rasa kangkungnya tetap enak kok. Aku masak tumis kangkung, hasilnya ada di sini nih...

Read More......

Senin, Januari 12, 2009

Panen Melon



Oleh: Christine
Foto: Christine, 2009, Melon Panen

Aku tidak menyangka akan panen melon secepat ini. Buahnya sudah cukup besar dan berat sehingga sempat membuat potnya nyaris ambruk. Sudah tidak sabar aku ingin merasakan melon dari hasil kebun sendiri.




Sayang, semua itu hanya angan-angan.... pagi ini kutemukan buah melonku yang besar dan berat itu sudah lenyap entah kemana. Rupanya ada orang yang "berbaik hati" memanenkan buah melonku dengan cara tangkainya dipelintir hingga putus.

Kecewa? Pasti! Ini panen perdana euy.... setiap hari dicek, sudah tambah besar atau belum ya... dan sekarang tiba-tiba saja hilang. Tapi ya gak bisa bilang apa-apa sih, wong ditanamnya diluar rumah, sementara ada sebagian orang yang berpendapat bahwa yang berada di luar rumah adalah milik umum.

Ya sudahlah... masih bisa tanam lagi kok, benihnya masih banyak. Semoga setelah mencicipi buah melonku, "Si Tuan Pemetik" jadi kepingin menanam sendiri di rumah...

Read More......

Jumat, Januari 09, 2009

"Menanam" Tauge



Oleh: Christine

Foto: Christine, 2009, Panenan Tauge

Dapat ilmu per-tauge-an dari bakul tauge di pasar. Waktu denger ceritanya, kayaknya gampang banget tinggal direndam air, ganti air setiap hari, beres. Tapi prakteknya...





Percobaan pertama gatot alias gagal total pada hari ke-2, kacang hijaunya busuk semua dan baunya gak enak banget! Hmm... jadi penghuni komposter deh... Sambil mengingat pelajaran IPA di SD dulu tentang pertumbuhan tanaman yang percobaannya menanam tauge dengan kapas basah, aku coba membuat lagi dan... berhasil!

Untuk percobaan membuat tauge ini aku hanya memakai 2 genggam kacang hijau kira-kira beratnya 50 gr. Kunci keberhasilannya adalah rendam kacang hijau hanya pada hari pertama saja, hari-hari selanjutnya kacang hijau cukup dibilas dengan air bersih dan langsung ditiriskan lagi. Waktu percobaan pertama aku merendam terus kacang hijaunya makanya jadi busuk dan bau!

Wadah yang aku gunakan adalah gelas plastik bekas teh yang masih ada tutupnya. Bagian tutupnya dibolong-bolongi lagi untuk meniriskan air. Satu gelas penuh tauge yang sudah jadi beratnya sekitar 100 gr yang didapat dari segenggam atau 25 gr kacang hijau kering.


Hari Pertama


Siapkan segenggam kacang hijau kering, cuci bersih.

Masukkan dalam gelas plastik (atau wadah apa saja), rendam semalaman hingga kacang hijau mekar.






Hari Kedua


Bilas kacang hijau yang sudah mekar sampai bersih. Tiriskan. Agar lebih mudah meniriskan, pasangkan penutup gelasnya lalu gelas dibalik diatas sebuah mangkok. Dengan cara ini kacang hijau tidak akan keluar juga hemat waktu, karena gak perlu nungguin sampe tiris benar.

Mulai hari kedua ini kacang hijau harus dibilas 2-3 kali sehari pagi-siang-malam. Sehabis dibilas langsung ditiriskan lagi.



Hari Ketiga



Kacang hijau tetap dibilas 2-3 kali sehari dan ditiriskan.

Kalau untuk soto dan rawon, tauge sudah bisa dipanen (saat ekornya masih pendek).

Kalau ingin ekor yang lebih panjang (untuk tumis atau oseng), tunggu setengah hari atau sehari lagi baru dipanen.



Tauge segar siap diolah... Buat lalapan juga oke lho, apalagi kalau disimpan di kulkas dulu. Rasanya krenyes-krenyes anyesss...........

Read More......

Rabu, Januari 07, 2009

Bayam Salah Tumbuh


Oleh: Christine
Foto: Christine, 2009, Bayam Salah Tumbuh

Setelah menebar benih bayam, rupanya aku lupa menutup kemasannya dan tanpa sengaja ada yang menjatuhkan kemasan benih tersebut.







Aku menyadarinya saat melihat ada benda aneh dibawah rel pintu pagarku. Bentuknya seperti sikat berwarna putih dengan ujung berwarna hijau muda. Ketika kudekati... huaaa!!... itu benih-benih bayam yang tumbuh!

Aduh, rasanya sayaaanggg... banget! Hal pertama yang kulakukan adalah menyelamatkan benih yang belum sempat tumbuh. Meskipun sudah memakai sapu kecil, tidak semua benih bisa diambil. Susah, benih bayam kan kecil-kecil banget.

Terus, tunas bayam yang seperti sikat itu aku kerok pakai pisau dan aku sebarkan di lapangan depan rumah, di bawah pohon talok (krensen). Semoga saja masih bisa tumbuh...

Read More......

Panen Bayam


Oleh: Christine
Foto: Christine, 2009, Panenan Bayam

Pagi ini aku panen seikat bayam dari pot emberku. Setelah beberapa kali gagal menanam bayam, akhirnya bisa panen juga. Bayam ini organik karena tidak memakai pupuk kimia.






Tanaman bayam aku tanam dalam pot ember bekas menanam padi. Medianya kompos dicampur tanah (2:1) dan pupuknya MOL encer (1:15). Karena sering hujan pemberian pupuk MOL encer hanya seminggu sekali.

Benih bayam aku tebar bebas diatas tanah yang sudah diaduk-aduk atau digemburkan. Dalam 4 hari tunas bayam sudah muncul, kecil-kecil sekali sehingga menyiramnya juga harus hati-hati agar tunas-tunas bayam tidak roboh.

Pupuk MOL encer diberikan saat bayam sudah dapat berdiri dengan kokoh (akarnya sudah banyak). Menyiramnya pakai botol aqua yang dilubangi tutupnya. Disemprotkan pada tanah di tepi pot agar tidak mengenai tanaman muda dan benih-benih yang belum tumbuh.

Mungkin karena terlalu banyak benih yang ditebar, pertumbuhan bayam jadi tidak merata. Meskipun sama-sama berumur 2 minggu, bayam yang tumbuh ada yang besar, ada yang kecil, ada juga yang baru pecah dari bijinya.

Bayam yang aku panen adalah yang sudah tumbuh tinggi. Cara memanennya adalah dengan mencabut hingga ke akarnya. Kemudian bayam dipotong sebatas akar, dicuci bersih, dan siap diolah.

Karena masih muda seluruh tanaman, kecuali akar tentunya, bisa dimasak. Aku buat tumis bayam untuk menu sarapan. Rasanya enak, renyah tapi tidak alot, beda dengan bayam yang beli dipasar.

Read More......

Senin, Januari 05, 2009

Melipat Kresek



Oleh: Christine

Foto: Christine, 2008, Melipat Kresek

Walaupun dituduh sebagai salah satu penyebab rusaknya alam, tetapi pada kenyataannya kita, atau tepatnya aku, belum dapat lepas sepenuhnya dari penggunaan barang yang namanya tas kresek.







Upaya yang aku lakukan adalah menjaga agar tas kresek tetap bersih sehingga bisa disimpan dan digunakan lagi. "Koleksi" tas kresek perlu disimpan rapi agar mudah mencarinya, jika perlu pisahkan menurut ukurannya.

Aku menyimpan tas kresek dengan cara melipatnya menjadi lipatan kecil sehingga terlihat lebih rapi dan bersih. Aku selalu berusaha membawa 1-2 buah kresek lipat dalam tasku sehingga ketika membeli sesuatu aku tidak memerlukan tas kresek baru. Tapi sering juga aku lupa memasukkan kembali tas kresek yang sudah terpakai jadi terpaksa pake tas kresek baru....


Cara melipat tas kresek:







Lipat tas kresek memanjang menjadi 3-4 bagian, tergantung besar kecilnya tas.








Lipat salah satu ujung tas bagian bawah (yang tidak ada pegangannya) dan pertemukan dengan salah satu sisi samping tas sehingga menjadi bentuk segitiga.









Tekuk segitiga tersebut ke bawah.









Lakukan terus sampai ke bagian pegangan tas








Terakhir, masukkan sisa pegangan tas ke dalan salah satu lipatan segitiga. Sekarang tas kresek yang semula besar sudah menjadi lipatan kecil.



Selamat berbelanja...

Read More......