Foto: Christine, 2008, Gas Station
Rabu, 9 Juli 2008 lalu, aku bersama anakku dan ke-5 keponakanku berkunjung ke Kidzania. Kami berangkat dari rumah kakakku di Kelapa Gading sekitar pukul 14.00 karena kami mendapatkan tiket masuk untuk sesi II, yaitu pukul 15.00 – 20.00wib.
Begitu sampai di Pacific Place, kami langsung naik lift ke lantai 6 trus ngantri dulu untuk pengecekan tiket, regristrasi dan kemudian masuk ke area Kidzania. Tiket sudah dibeli sehari sebelumnya, adikku yang ngantriin beli tiketnya.
Sebelum masuk masing-masing pengunjung dikenakan gelang yang harus selalu dipakai selama di dalam area Kidzania. Barang-barang bawaan juga diperiksa seperti kalau kita mau masuk ke bandara. Peraturannya sih gak boleh bawa makanan dan minuman dari luar karena di dalam ada yang jual, tapi kenyataannya tas-tas kami yang masing-masing berisisi sebotol air mineral dan 1-2 potong roti boleh dibawa masuk. Tapi aku lihat ada juga yang kena ‘cekal’ lho, padahal bawanya cuma biskuit…. Tapi biskuitnya sekaleng gede…!!
Memasuki area Kidzania, aku melihat sebuah
Sampai di dalam, aku terpaksa berpisah dengan ke-5 keponakanku. Mereka langsung menuju ke ‘kantor’ mereka masing-masing. Setelah ‘bekerja’ mereka akan mendapat gaji yang bisa ditrasnfer langsung ke rekening masing-masing dan kalau diperlukan mereka bisa mengambil uangnya melalui ATM. ATMnya beneran lho, cara mengoperasikannya seperti ATM pada umumnya hanya ukurannya lebih kecil. Negara Kidzania juga punya mata uang sendiri, namanya Kidzoz. Uang diperlukan untuk misal, membayar pajak, jasa dokter, biaya pembuatan SIM dan Paspor.
Menurutku, buat anak usia 4 tahun ke atas, Kidzania bisa jadi surganya permainan edukatif. Semua ada di sini, mereka bisa jadi apa saja, dari tukang semir sepatu, tukang Koran, pembersih kaca, pekerja kantoran, presenter TV, dokter, bahkan pilot. Walaupun hanya sebuah permainan dengan durasi waktu sekitar 20 menit, anak-anak bisa tahu dan merasakan berbagai jenis pekerjaan dan dengan digaji mereka juga belajar mengelola keuangannya sendiri. Anak juga belajar madiri karena orang tua atau pengantar gak boleh masuk ke area permainan. Di bank pun anak harus ngantri sendiri, orang tua tidak boleh ikut ngantri. Bagi para pengantar disediakan bangku-bangku di beberapa tempat.
Di depan dapur ada area tanam bunga, disini anak belajar cara menanam dan merawat tanaman. Mula-mula anak diberi pot plastik, lalu pot diisi pasir laut dengan menggunakan sekop kecil. Setelah penuh, setangkai bunga plastik ditancapkan ke dalam pasirnya, kemudian tanaman disiram dengan alat penyiram bunga berbentuk dinosaurus.
Di sebelah area tanam ada sebuah ruang yang ditata seperti ruang keluarga. Di dalamnya ada sofa, karpet untuk duduk santai di depan ‘perapian’, ada piano yang kayaknya ukurannya juga lebih kecil dari yang pernah aku lihat, dan sederet rak buku. Setiap anak yang masuk kesini harus kerja. Anak yang besar disuruh telling story atau main piano. Kalo telling story anak disuruh baca sebuah buku lalu menceritakannya kembali kepada kakak-kakak yang jaga disitu. Kalo mau main piano anak harus memperkenalkan diri dulu “Hallo tenam-teman, nama saya…. Saya akan memainkan sebuah lagu berjudul….. selamat mendengarkan…" Sedangkan pekerjaan anak yang lebih kecil adalah menyelesaikan puzzle.Satu tempat lagi yang dapat dikunjungi oleh anak dibawah 4 tahun, yaitu diskotik. Semua anak yang masuk ke sini harus menari. Melihat lampu yang warna-warni yang berputar-putar, anakku langsung lancat-loncat dan menari ala break dance (habis pake jatuh dan muter-muter di lantai sih…). Dari diskotik anakku dapat 8 kidzoz lagi.
Benar juga kata keponakanku, “5 jam di Kidzania gak cukup, belum dapet semuanya”. Aku saja yang nungguin gak kerasa, apalagi yang main…. Aku baru kerasa capek satu jam terakhir, soalnya anakku kecapekan dan tertidur….pegel juga lho gendong anak seberat 15kg selama 1 jam….
Walaupun anakku hanya bisa main di beberapa permainan saja, tapi buatku Kidzania adalah tempat bermain yang menyenangkan sekaligus mendidik. Sekarang aku mengerti mengapa para orang tua rela ngantri berjam-jam demi selembar tiket masuk seharga seratus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar